SHARE

istimewa

Kominfo mengutip survei World Economic Forum 2020, 95 persen pelaku industri nasional yang sudah mengadopsi teknologi IoT dan komputasi awan, memiliki kebutuhan dan minat tinggi terhadap manfaat 5G, terutama di masa pandemi virus corona.

Berdasarkan hasil riset Institut Teknologi Bandung, perkembangan jaringan 5G di Indonesia berpotensi memberikan kontribusi lebih dari Rp2.800 triliun, setara dengan 9,5 persen dari total Produk Domestik Bruto nasional pada 2030.

Nilai tersebut akan terus tumbuh hingga berpotensi mencapai angka kumulatif lebih dari Rp3.500 triliun atau setara dengan 9,8 persen dari total PDB pada 2035.

Penerapan 5G secara agresif juga memberikan potensi keuntungan bagi peningkatan investasi bisnis di Indonesia, dengan tambahan investasi sebesar Rp591 triliun pada 2030 dan Rp719 triliun pada 2035.

"Penerapan 5G yang agresif ini menghadirkan potensi peningkatan produktivitas per kapita sebesar Rp9,7 juta pada tahun 2030 dan Rp11,6 juta pada tahun 2035, dengan perkiraan tambahan lapangan kerja terkait 5G sebesar 4,6 juta kesempatan kerja pada tahun 2030 dan 5,1 juta kesempatan kerja pada tahun 2035," kata Johnny.

Johnny melihat gelaran 5G tidak hanya bermanfaat bagi ekonomi makro, namun, juga berpotensi membantu mengembangkan ekonomi hilir, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah.

"Kualitas jaringan yang sangat baik yang dapat diakses oleh seluruh pelaku UMKM memungkinkan transaksi dilakukan lebih efektif dan lancar dengan memanfaatkan platform digital yang memungkinkan perekonomian berkembang lebih inklusif dan merata di seluruh Indonesia,"kata Johnny.

Demi mendukung penggelaran jaringan 5G yang berkualitas, perlu ada lima aspek kebijakan yang harus dikelola secara komprehensif yaitu regulasi, spektrum frekuensi radio, model bisnis, infrastruktur dan talenta, perangkat, ekosistem dan digital.

Layanan 5G komersial sudah beroperasi di beberapa wilayah di Indonesia sejak pertengahan tahun ini, antara lain di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Solo, Medan, Balikpapan, Bandung, Surabaya dan Makassar.


 

Halaman :