CARAPANDANG.COM, GAZA, 16 Oktober (Xinhua) -- Ahmed Asaleia (45), seorang pria Palestina yang mengungsi dari Jabalia, Jalur Gaza utara, berhasil melarikan diri dari serangan Israel menuju kamp pengungsi Al-Shati di sebelah barat Gaza City.
"Saat ledakan terdengar dari berbagai arah di sekitar saya, saya tidak pernah membayangkan bahwa saya akan selamat bersama keluarga saya dan tetap hidup hingga saat ini," kata ayah lima anak itu kepada Xinhua.
Selama 11 hari beruntun, tentara Israel melanjutkan operasi daratnya di Jabalia dan daerah sekitarnya. Penduduk setempat mengatakan pasukan Israel telah sepenuhnya mengisolasi wilayah utara, mengepung puluhan ribu keluarga tanpa makanan, air, dan obat-obatan.
"Kematian begitu dekat dengan kami, namun ajaibnya kami berhasil melarikan diri dari pengeboman dan hujan peluru," ujar Asaleia.
Orang-orang mengungsi dari Kota Jabalia di Jalur Gaza utara pada 12 Oktober 2024. (Xinhua/Abdul Rahman Salama)
Bagi Asaleia dan keluarga Palestina lainnya yang mengungsi dari Jabalia, bayang-bayang penderitaan terus menghantui mereka. Meskipun telah berhasil lolos dari maut, mereka harus terus berjuang setiap hari untuk mendapatkan makanan dan air, serta harus memikirkan keamanan mereka dari ancaman serangan berikutnya.
Saat ini, Asaleia dan keluarganya tinggal di kamp Al-Shati. Di sana, mereka tidur di atas tanah tanpa atap untuk berteduh dan sering terbangun karena panik akibat suara ledakan yang terjadi berulang kali.