"Tentara Israel menghancurkan 150.000 unit rumah dan merusak lebih dari 80.000 unit lainnya, sehingga tidak dapat dihuni," kata Ismail al-Thawabta, kepala kantor media yang dikelola Hamas di Gaza.
"Serangan Israel juga meluluhlantakkan 125 universitas dan sekolah serta menyebabkan kehancuran sebagian pada 337 lebih institusi pendidikan lainnya. Perang ini juga menyebabkan lebih dari 780.000 murid tidak dapat mengenyam pendidikan selama dua tahun berturut-turut," tambah al-Thawabta.
Seiring dengan berlarutnya perang yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun, harapan orang-orang akan berakhirnya semua kematian, pengeboman, dan kehancuran kian memudar, ujar Tayseer Awad, seorang pengungsi lainnya yang berasal dari Gaza. "Bahkan jika perang ini berhenti ... berapa tahun lagi kami harus menghabiskan waktu untuk membersihkan reruntuhan dan, yang lebih penting lagi, berapa tahun lagi kami harus menghabiskan waktu untuk memulihkan diri kami?" kata Awad.
Warga Palestina memeriksa kerusakan di Sekolah Rafida yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, pada 11 Oktober 2024. (Xinhua/Marwan Dawood)