CARAPANDANG - BRICS sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan mata uang digital global baru sebagai langkah untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Dilansir dari CNN, langkah ini didorong oleh ketegangan geopolitik, termasuk penggunaan dolar AS sebagai alat politik melalui sanksi.
Pada 23 Oktober lalu, Yuri Ushakov, penasihat presiden Rusia, mengonfirmasi adanya diskusi mengenai mata uang bersama BRICS. Ushakov juga menekankan topij ini masih bersifat rahasia dan belum untuk konsumsi publik.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan peralihan ke mata uang tunggal BRICS belum menjadi prioritas. Untuk saat ini, BRICS lebih berfokus pada penggunaan mata uang nasional dan pengembangan instrumen keuangan baru.
Inisiatif untuk memperkenalkan mata uang digital ini dipercepat oleh ketidakstabilan keuangan global dan kebijakan agresif AS. Hal tersebut yang memperdalam ketegangan antar negara anggota BRICS.
Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah mendukung mata uang digital ini dengan emas. Hal tersebut memberikan keamanan dan kepercayaan bagi negara-negara yang ingin memperoleh kedaulatan finansial.
Mata uang yang didukung emas ini juga akan melindungi dari tekanan inflasi yang sering kali melanda mata uang fiat. Bank sentral BRICS telah membeli rekor 1.136 ton emas tahun lalu untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS.