SHARE

istimewa

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mangatakan, pasar pembiayaan segmen mikro masih terbuka lebar. Pasalnya terdapat sebanyak 91,3 juta orang Indonesia yang sebagian adalah pengusaha mikro masih unbankable atau tidak mendapat layanan lembaga keuangan formal.

"Jika seluruh hasil right issue BRI atau holding ultra mikro digunakan untuk memberdayakan usaha ultra mikro, maka efeknya serapan tenaga kerja dan rasio wirausaha akan meningkat," ujar Bhima.

Sementara itu, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menambahkan holding tersebut memiliki potensi yang menjanjikan karena BRI, Pegadaian, dan PMN bisa berkolaborasi untuk memenuhi pendanaan ultra mikro. “Tidak ada persaingan karena satu holding bakal menaikkan margin dan membuat pendanaan lebih efektif,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, holding ultramikro akan memberikan berbagai kemudahan dan biaya pinjaman dana yang lebih murah dengan jangkauan yang lebih luas, pendalaman layanan, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

"Ketika pemerintah berbicara tentang Indonesia Maju, maka di dalamnya ada kemajuan segmen ultramikro, melalui penguatan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan berkualitas, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kualitas SDM terutama pengusaha Ultra Mikro dengan pemberdayaan melalui holding ini," ucap Erick.

Ia menekankan, hadirnya holding dapat memperkuat model bisnis perseroan masing-masing. BRI, Pegadaian dan PNM akan saling melengkapi memberikan layanan keuangan yang terintegrasi untuk keberlanjutan pemberdayaan usaha ultra mikro.

Halaman :