SHARE

Istimewa

Lolly mengatakan, masih banyak paham patriarki yang menjadi penyebab terdegradasi peran perempuan dalam mengikuti kontestasi politik.

Menurut Lolly, aturan tentang keterwakilan perempuan masih hanya pada tahap administrasi saja, belum sampai pada tahap yang lebih lanjut.

Untuk menghadapi tantangan itu, Lolly berharap kader-kader perempuan yang ingin berkontestasi pada Pemilu 2024 harus benar-benar membekali dirinya, menambah literasi dan pahami apa yang boleh dan tidak dilakukan dalam tahapan pemilu.

"Framing yang selalu mendiskreditkan perempuan ini harus kita lawan dengan pembuktian, tutupi celah itu dengan kualitas diri,” ujar Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI tersebut.

Menyambung yang disampaikan Lolly, Ketua Bawaslu Bali Ketut Ariyani pada kesempatannya menegaskan bahwa Bawaslu Bali selalu terbuka untuk melakukan diskusi dan berbagi pemahaman kepemiluan.

"Kami siap untuk jadi kawan diskusi dalam forum yang diadakan oleh partai politik. Ini juga menjadi momentum bagi kami dalam melakukan tugas-tugas pencegahan," ujar perempuan asal Buleleng tersebut.

Selain Ariyani, Lolly juga didampingi oleh dia Anggota Bawaslu Bali I Ketut Rudia dan I Wayan Widyardana Putra, serta Kepala Sekretariat Bawaslu Bali Ida Bagus Putu Adinatha.

Halaman :
Tags
SHARE