CARAPANDANG - Pemerintah Tiongkok mengkritik AS mengenai program penjualan perangkat dan bantuan militer untuk Taiwan, memperingatkan bahwa AS sedang 'bermain dengan api'. Presiden AS Joe Biden mengizinkan penyediaan program tersebut hingga $571 juta (Rp9,2 triliun) untuk Taiwan, Sabtu (21/12/2024).

Melansir dari AP News, penyediaan tersebut berupa materi, layanan, pelatihan, dan pendidikan militer untuk Taiwan. Sebelumnya, Departemen Pertahanan AS mengumumkan penjualan militer senilai $295 juta (Rp4,7 triliun).

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok mendesak AS untuk berhenti memberi persenjataan kepada Taiwan. Kementerian tersebut juga meminta AS menghentikan tindakan yang merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Bantuan militer ini bertujuan untuk membantu Taiwan mempertahankan diri dan mencegah serangan dari Tiongkok. Bantuan ini menambah otorisasi sebelumnya sebesar $567 juta (Rp9,1 triliun) pada akhir September untuk tujuan yang sama.

Penjualan militer ini mencakup $265 juta (Rp4,2 triliun) untuk sekitar 300 sistem radio taktis. Selain itu juga mencakup $30 juta (Rp483,7 miliar) untuk 16 mount senjata.

Taiwan menyambut baik persetujuan dua penjualan ini, yang dianggap sebagai komitmen AS terhadap pertahanannya. Pada bulan Oktober, AS juga menyetujui penjualan senjata senilai $2 miliar (Rp32,2 triliun).