Dia mengatakan perusahaan startup harus melakukan restrukturisasi atau bahkan tutup akibat kesulitan dalam mendapatkan pendanaan baru di tengah penurunan nilai investasi global pada 2022 dan 2023.
"Beberapa perusahaan teknologi besar di Indonesia, termasuk yang bergerak di bidang e-commerce dan fintech, dilaporkan telah melakukan PHK untuk menyesuaikan operasi mereka dengan realitas pasar yang baru," kata dia.
Selanjutnya, Nia mengatakan sektor perbankan menjadi sektor ketiga yang mengalami gelombang PHK. Dia menyebut badai PHK di sektor ini disebabkan terutama oleh digitalisasi layanan yang mengurangi kebutuhan tenaga kerja di kantor cabang.
"Banyak bank besar di Indonesia melakukan perampingan tenaga kerja, beralih ke layanan digital untuk efisiensi operasional," kata dia.