Tetapi bukan karena itu alasan meninggalkan Desa, ikhtiarku ingin mendobrak tradisi kampung yang mentok pendidikannya berhenti hanya pada lulusan SMA (sekolah menengah atas) saja. Niat menyusuri gelombang karena ingin menjadi rahmat semesta dan keluarga, apa salahnya menapaki jalan terang kehidupan seperti itu?
Aku pikir dunia ini maju karena ada manusia yang berani bermimpi. Mimpi merubah diri dan merubah zaman, adalah kebutuhan suatu. Seperti juga ‘mimpi’ Jayabaya seribu tahun silam yang ingin suatu ketika akan ada sebuah ‘perahu’ yang bisa ‘berlayar’ di udara (gegana). Begitu Pula ‘mimpi’ bung Karno yang menginginkan Nusantara sebagai mercusuar dunia internasional.
Aku tergoda kala Tan Malaka mendetailkan perjalan juangnya yang penuh resiko dari satu penjara ke penjara lainnya. Perjuangan sang Datuk itu yang tidak hanya terbatas pada perjuangan fisik, tetapi semasa hidupnya ia telah menghasilkan pemikiran-pemikiran besarnya.
Pada pokoknya aku memegang keyakinan akan memperoleh kemerdekaan seperti juga mereka sekaliber. Mulanya perjalanan yang “memenjarakan” ini semata-mata hanya menuruti sedemikian ambisiku itu. Hendak bersaing dan menggapai bintang di langit bahkan meski menyingkirkan semua yang menghalangi.