SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM- Selain tuna, ikan lele dan patin bisa mencegah stunting. Kandungan omega-3 sangat bagus dikonsumsi untuk anak-anak yang terancam stunting. Terlebih lagi ikan lokal bervariasi dan harganya murah.

"Mari, kita beli produk sendiri. Ada ikan yang murah Rp20.000 tidak dibeli tapi kadang daging Rp120.000 dikejar dan dibeli," Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo saat memaparkan materi Ketahanan Pangan sebagai Investasi Menuju SDM Berkualitas secara virtual.

"Sebetulnya, ikan kaya sumber omega-3 untuk kercerdasan anak serta mencegah stunting. Ikan pun banyak di sekitar kita dan tidak harus impor. Ada lele, ikan mas, dan patin, yang terdapat kandungan vitamin A dan B1, kalsium yang cukup tinggi."

Edukasi mengenai kandungan ikan perlu disosialisasikan kepada setiap keluarga. Agar mereka tidak hanya menikmati produk pertanian yang melimpah dan ketahanan pangan yang cukup, tetapi juga sepenuhnya punya ilmu yang cukup di dalam mengakses produk pangan.

"Sehingga hasil dalam bentuk SDM yang unggul bisa terwujud. Begitu juga banyak sekali makanan sederhana yang kandungannya cukup baik, misal daun kelor," lanjut Hasto.

"Saya kira hal yang sangat menyenangkan bagi kita semua untuk memudahkan peroleh pangan. Kita punya rasa optimis bahwa SDM bisa maju unggul dari (konsumsi) produk lokal sendiri."

Hasto menambahkan, program BKKBN dalam Bina Keluarga Balita Mencegah Stunting didukung oleh produk-produk dari pertanian yang baik. Pemilihan pangan dengan asupan gizi yang baik membantu cerdaskan otak. Hal tersebut sebagai persiapan bonus demografi.

"Kita harus berubah dan ada reformasi. Kalau di tataran pemikiran tentu ada revolusi. Dalam arti mengubah  mindset kita, bagaimana kuantitas SDM cukup, terlebih lagi ada bonus demografi," tambahnya.

"Kita harus harus memanfaatkan bonus demografi dengan baik. Inilah perlu SDM yang cukup sehingga harapannya bisa kreatif dan produktif. Pendukung produk-produk pertanian ini adalah generasi muda yang luar biasa."

Data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting rata-rata menurun. Selama periode Rencana Panjang Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, stunting turun 0,3 persen.

Untuk RPJMN 2020-2024, target penurunan stunting 2,5 persen. "Kita butuh perjuangan keras lagi untuk mencapai penurunan stunting di tahun 2024," imbuh Hasto.

Tags
SHARE