SHARE

Edward Humianto (Ditpsmp)

CARAPANDANG.COM – Edward Humianto semula hanya memancang target untuk lolos ke Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMP Tingkat Nasional saja. Namun upaya dan doa mengantarkannya hingga mewakili Tim Indonesia B pada ajang The 15th International Junior Science Olympiad yang diselenggarakan di Gaborone, Botswana pada 2 s.d. 11 Desember 2018.

“Saya nggak nyangka bisa sampai ke internasional. Tadinya targetnya sampai OSN saja,” kata Edward Humianto yang berhasil meraih medali perak pada ajang IJSO 2018.

Untuk OSN, Edward memang telah bersiap sejak lama. Hal itu tercermin dari Edward yang mengikuti Les Olimpiade. OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2018 diselenggarakan di Kota Padang pada 1 s.d. 7 Juli 2018, Edward berhasil meraih medali emas OSN bidang IPA. 

“Saya diikutin les. Les Olimpiade tentang sains untuk saya persiapan OSN,” ujar Edward di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (13/12/2018).

Para peraih medali OSN sendiri berkesempatan untuk mengikuti kompetisi sains internasional (IJSO). Mereka dibina melalui pembinaan sistematis yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMP. Sebelum terjun ke IJSO 2018, seleksi dan pengayaan materi dilakukan melalui training center (TC) 1 yang berlangsung selama 2 minggu, training center 2 selama 1 bulan, dan training center 3 dalam durasi 1,5 bulan.

“Pada TC 1, TC 2 sangat bersaing. Saya sangat senang bisa mengikuti TC karena bisa dapat materi-materi yang bagus,” kesan siswa SMP Kristen 6 Penabur Jakarta ini.

Yang Berkesan dari IJSO 2018

Tim Indonesia B pada IJSO 2018 terdiri dari Edward Humianto, Arin Nahda Zhafira, dan John Howard Wijaya. Kerja sama antarmereka terlihat nyata pada tes eksperimen. Pada tes multiple-choice questions dan teori, para peserta IJSO diuji kemampuannya secara individual. Sedangkan pada tes eksperimen, kolaborasi itu dirasakan dimana untuk biologi berkaitan dengan menggunakan alat kromatografi; yang untuk kimianya, titrasi; yang untuk fisika, viskositas.

“Pertama-tama kita baca soalnya dulu bareng-bareng, terus diskusi mau ngapain, terus masing-masing melakukan eksperimen sesuai mata pelajarannya masing-masing. Habis itu jika ada yang tidak bisa, saling tanya, nanti dibantu gitu. Saya pas eksperimen di bagian Fisika,” jelas Edward Humianto mengenai tes eksperimen IJSO 2018.

Dalam kesempatan tersebut Edward menceritakan tentang serunya Fisika dan cara menghadapi rumus-rumus yang beragam

“Fisika menarik aja. Hitungannya seru. Kayak rumus-rumusnya. Ada beberapa rumus yang bisa saya turunin cuma mungkin agak lama. Kadang hafal juga rumusnya biar lebih cepat ngerjainnya. Kalau misalnya saya nggak hafal, bisa diturunin juga sih.

Ada pun ajang IJSO 2018 bagi Edward tak sekadar berkompetisi meraih medali. Seperti diketahui pada The 15th International Junior Science Olympiad memperebutkan 24 medali emas, 51 medali perak, dan 86 medali perunggu. IJSO 2018 diikuti 240 peserta berusia 15 tahun dan lebih muda serta berasal dari 42 negara. Hal tersebut yang dimaknai Edward sebagai kesempatannya untuk bersahabat dengan rekan-rekan dari berbagai penjuru dunia.

“Di IJSO ada berbaurnya juga. Pertama-tama mereka kelihatan sombong dari luarnya, ternyata pas temenan baik juga,” kesan dari Edward Humianto seperti dilansir laman Ditpsmp Kemdikbud RI. “Wisata edukasinya juga menarik. Melihat hewan, kayak jerapah, zebra secara langsung.”