CARAPANDANG - Ratusan ribu orang turun ke jalan di seluruh Prancis dalam aksi mogok nasional yang digelar serikat pekerja. Aksi tersebut digelar dengan tujuan utnuk menekan Perdana Menteri baru, Sébastien Lecornu, dilansir dari The Guardian, Jumat (19/9/2025).

Aksi ini menuntut pemerintah membatalkan rencana pemangkasan anggaran serta menyoroti isu penting seperti upah, pensiun, dan layanan publik. Transportasi umum lumpuh karena pengemudi kereta, bus, dan trem mogok, sementara staf rumah sakit juga ikut serta dalam protes.

Sembilan dari sepuluh apotek menutup layanan karena apoteker memprotes kebijakan harga. Selain itu, sekitar satu dari enam guru sekolah dasar dan menengah, staf kantin, serta pengawas sekolah juga ikut mogok.

Beberapa sekolah menengah atas di Paris, Amiens, dan Le Havre bahkan diblokade siswa sebagai bentuk solidaritas. Secara keseluruhan, lebih dari 250 aksi demonstrasi digelar di berbagai kota, dari Paris hingga Marseille, Lyon, Nantes, dan Montpellier.

Aksi ini terjadi di tengah krisis politik besar di Prancis, di mana Presiden Emmanuel Macron baru saja menunjuk Lecornu sebagai perdana menteri. Lecornu berjanji membatalkan rencana penghapusan dua hari libur nasional, namun serikat pekerja khawatir pemangkasan kesejahteraan tetap akan dilanjutkan.

Kementerian Dalam Negeri Prancis memperkirakan antara 600.000 hingga 900.000 orang ikut serta dalam demonstrasi ini. Polisi menangkap 140 orang, dan bentrokan sempat pecah di Nantes serta Lyon.